Menggambar
Ekspresif
Menggambar ekspresif merupakan salah satu teknik menggambar yang sering
dipergunakan oleh para seniman maupun para perancang dalam mengungkapkan
gagasan kreatifnya. Berbeda dengan gambar bentuk yang menampilkan gambar apa
adanya dan berupaya untuk menghindari unsur subyektif (perasaan, emosi) dalam
menggambar ekspresif unsur perasaan si penggambar merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari gambar itu.
Bagi para
seniman besar, seperti Affandi, menggambar atau melukis ekspresif telah menjadi
bagian dari karakter kesenimannya. Namun demikian, bagi para siswa sebaiknya
menggambar bentuk dikuasai terlebih dahulu secara sempurna baru kemudian mulai
mencoba menggambar ekspresif. Upayakanlah berekspresi tidak secara radikal,
tetapi berekspresilah secara lembut dan obyek gambar masih terlihat dengan
jelas.
Apa Itu Gambar Ekspresif ?
Gambar ekspresif
adalah gambar yang dibuat secara bebas berdasar pada imajinasi, persepsi, dan
penafsiran penggambar kepada obyeknya. Gambar ekspresif kerap dicirikan dengan
bentuk yang dilebih lebihkan (didramatisir) atau bahkan bentuk yang direduksi
(hanya esensinya), penerapan warna yang bebas (tidak sama dengan obyeknya
aslinya), komposisi gambar yang bebas, penerapan asas menggambar secara bebas
(kadang tidak mengikuti kaidah perspektif, bayangan, skala), bahkan banyak pula
gambar ekspresi yang obyeknya tidak jelas (abstrak).
Kegunaan gambar
ekspresif amatlah banyak. Baik sebagai media berekspresi penggambar secara
bebas, pelengkap sebuah cerita agar terlihat lebih hidup, merekam sebuah
kejadian secara cepat , mengritisi atau menyindir keadaan sosial, atau bahkan
sebagai sarana untuk berkomunikasi.
Kegunaan Gambar Ekspresif
Di samping
kemahiran menggambar bentuk yang lebih menekankan kapada kemahiran menangkap
obyek-obyek natural apa adanya, ada juga kemahiran menggambar ekspresif yang
diperlukan untuk mengekspresikan diri.
Dengan
mengekspresikan diri, diharapkan dalam diri seseorang akan tumbuh kepekaan
rasa, meningkatkan daya imajinasi, dan mampu mengkomunikasikan gagasan dengan
bahasa rupa yang baik.
Di samping
berfungsi untuk mengekspresikan diri, kemahiran menggambar ekspresi juga
memiliki guna praktis dalam kehidupan sehari hari. Baik itu bagi mereka yang
berprofesi sebagai perancang, seniman, ataupun mereka yang memiliki hobi
menggambar. Menggambar ekspresif dapat pula dilakukan dengan cat minyak, cat
air pensil, pastel, atau bahan lainnya.
Asas Menggambar Ekspresif
Dalam menggambar
ekspresif, asas asas menggambar tetap perlu diperhatikan. Hal tersebut
sangatlah penting bagi mereka yang mempelajari menggambar atau berkarya secara
benar. Asas-asas tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Komposisi
Komposisi adalah
cara mengatur atau mengorganisasikan unsur-unsur gambar sedemikian rupa
sehingga secara keseluruhan gambar tersebut terlihat harmonis.
2. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan
adalah cara mengatur obyek gambar secara serasi dalam bidang gambar, sehingga
obyek gambar utama terlihat jelas. Keseimbangan dapat dicapai dengan mengatur
keserasian obyek gambar simetris, ambigu, ataupun netral. Keseimbangan simetris
adalah komposisi serasi dua obyek atau lebih dengan membagi dua bidang gambar
secara sama.
3. Proporsi
Proporsi adalah
asas kesebandingan dan kepatutan bentuk yang didekati oleh beberapa teori.
Teori proporsi klasik yang hingga sekarang masih sering diacu adalah teori
Golden Section yang telah ada sejak jaman Yunani. Namun demikian, dalam
menggambar ekspresif proporsi dapat dicapai melalui unsure-unsur kesebandingan
dengan bentuk lain atau kewajaran visual yang dapat diterima oleh logika.
Seperti proporsi manusia, binatang, benda, bangunan, atau lingkungan yang tetap
memiliki unsure-unsur yang dapat diterima oleh pengalaman manusia dalam
menghadapi obyek (tidak terlampau janggal atau naïf).
4. Dinamika dan Irama
Irama adalah kesan
bergerak sebuah garis, warna, atau bentuk baik secara berulang maupun dinamis,
sehingga secara keseluruhan tidak monoton. Bentuk yang berirama dapat
dimengerti sebagai bentuk yang dinamis. Perwujudannya dapat berupa bentuk yang
lembut, tiba-tiba “keras”, kemudian halus lagi, kemudian “keras”. Irama juga
dapat berulang-ulang sesuai dengan pola yang telah digariskan, tetapi juga
dapat bersifat acak namun polanya masih terlihat. Dalam menggambar ekspresif,
irama dapat dicapai oleh permainan garis (arsiran), warna, bentuk, dan
karakter.
5. Aksentuasi
Aksentuasi adalah
upaya untuk mengungkapkan unsur pembeda pada satu ungkapan bahasa rupa agar
tidak berkesan monoton dan membosankan. Unsur aksentuasi dapat dibuat dengan
warna kontras, bentuk berbeda, atau irama yang berbeda dari keseluruhan
ungkapan. Dalam menggambar ekspresi, aksentuasi dapat dicapai melalui focus
obyek gambar, penggunaan warna kontras, atau ketebalan garis.
6. Kesatuan (Unity)
Kesatuan adalah
paduan dari berbagai unsur bahasa rupa yang membentuk sebuah konsep ketautan
dan pengikatan sehingga menimbulkan kesan satu bentuk yang terkomposisi secara
baik. Dalam menggambar ekspresif, unsur kesatuan dapat dicapai melalui kesamaan
ekspresi garis, karakter obyek gambar yang sama, atau penggunaan warna yang
berdekatan.
Bagaimana Menggambar Ekspresif
Menggambar
ekspresif hakikatnya sama dengan cara menggambar yang lain, namun lebih
ditekankan pada unsure pengungkapan ekspresi penggambarnya ketika menangkap
obyek gambar.
1. Media
Media untuk menggambar ekspresif pada
umumnya tak terbatas, selama bahan tersebut dapat digambari. Media untuk
menggambar dapat berupa satu bahan, aneka bahan, atau campuran (mix media),
baik kertas, kanvas, karton, atau bidang datar lainnya. Lebar bidang dan jenis
media untuk menggambar ekspresif ditentukan oleh tujuan dan karakter yang ingin
dicapai oleh penggambar.
2. Obyek
Sama halnya dengan
proses menggambar yang lain, obyek gambar untuk menggambar ekspresif amat tidak
terbatas. Mulai dari fenomena alam, benda buatan, bangunan, kegiatan sosial,
peristiwa penting ataupun obyek khayalan (fantasi).
3. Teknik Dasar Menggambar Ekspresif
Berbeda dengan
halnya gambar bentuk yang mengejar kesempurnaan visual dan detil, menggambar
ekspresif memiliki kecenderungan untuk mengolah gambar dengan penafsiran
emosional penggambarnya. Sebuah pohon misalnya, tidaklah haruspenuh dengan daun
dan berwarna hijau, sebuah gunung tidaklah harus berwarna biru, atau wajah
manusia tidaklah harus tampak seperti potret/foto. Beberapa teknik dasar dalam menggambar ekspresif antara lain
sebagai berikut.
1. Menekankan unsur spontanitas
Dikarenakan obyek
gambar selalu berubah dan dinamis berdasar waktu dan situasi, maka dalam
menggambar ekspresif, penggambar haruslah menangkap suasana secara spontan.
Buatlah garis besar gambar (sketsa) terlebih dahulu, kemudian secara bertahap
disempurnakan.
2. Berekspresi dengan garis dan warna
Salah satu unsur
penting dalam menuangkan ekspresi adalah warna. Ungkapkanlah warna-warna secara
spontan berdasar suasana dan ungkapan ekspresif. Dalam pengungkapan warna tidak
perlu harus terikat oleh unsur-unsur ‘kecantikan’ seperti halnya gambar potret
(natural).
3. Menuangkan emosi
Berbeda dengan menggambar bentuk,
dalam menggambar secara ekspresif unsur emosi penggambar amatlah penting
dituangkan, baik dalam wujud garis, warna, maupun bentuk.
4. Merekam dinamika
Gambar ekspresif yang baik jika
penggambar mampu merekam atau mewujudkan imajinasinya secara dinamis (tidak
monoton atau kaku). Setiap karakter dan unsur gambar betul-betul dituangkan
dalam wujud yang hidup dan ekspresif, seperti unsur kegembiraan, unsur
mencekam, unsur kegetiran, unsur heroik, unsur kemiskinan, unsur petualangan,
atau peristiwa alam yang betul-betul hidup. Untuk beberapa jenis gambar
ekspresif seperti karikatur, kartun, atau ilustrasi, kerap disertai dengan
unsur dramatisasi dan melebih-lebihkan suasana.
Karakter Ekspresi pada Gambar
Meskipun gambar
atau lukisan yang kita jumpai tidak selalu beraliran Ekspresionisme tetapi
secara garis besar, gambar ataupun lukisan yang bermuatan ekspresi memiliki
karakter-karakter sebagai berikut.
1. Serba Dinamis
Dalam menggambar
bentuk atau menggambar potret (naturalistik), gambar bersifat statis dan dibuat
persis apa adanya. Sedangkan dalam menggambar ekspresi, gambar dibuat dinamis,
seperti seolah-olah gambar itu berbicara atau mengekspresikan gerak. Dalam
menggambarkan pemandangan alam, buatlah obyek didalam gambar tersebut bergerak
seperti kena tiupan angin, badai, atau adanya sebuah peristiwa alam yang
dramatis.
2. Menekankan Aspek Suasana
Suasana juga dapat
direkam melalui gambar ekspresi, seperti suasana gembira, sedih, mencekam,
ketakutan, ataupun suasana panik. Penggambarannya dapat diekspresikan melalui
ekspresi wajah, keadaan di dalam sebuah ruangan, ataupun obyek lainnya yang
menarik.
3. Unsur Kehidupan Sosial
Bentuk kegiatan
sosial, seperti pasar tradisional, pesta kampanye, hari lebaran, demonstrasi,
peringatan hari kemerdekaan, menuai padi, kemacetan lalu-lintas, ataupun
kumpulan anak bermain merupakan tema yang menarik untuk digambar. Faktor utama
dalam penggambaran tersebut adalah ekspresi kelompok yang terlibat di dalamnya
serta situasi dinamis yang terjadi.
4. Merekam Saat Kejadian Secara Dramatis
Keunikan gambar
ekspresif adalah keunggulannya dalam merekam kajadian, baik dalam bentuk sketsa
maupun gambar ilustratif. Meskipun di zaman modern telah ada kamera, namun
kualitas estetik dan suasana ekspresi suatu kejadian tidak seunik jika direkam
oleh tangan dalam menggambar.
5. Fantasi
Kemampuan
imajinasi (daya khayal) manusia bersifat tidak terbatas, demikian pula dalam
menggambarkan obyek imajinasi tersebut. Penggambaran imajinasi tersebut dapat
berupa tokoh-tokoh khayal, situasi masa depan, alam mimpi, atau peristiwa
sejarah.
6. Komedi
Obyek gambar
lainnya yang menarik dalam gambar ekspresi adalah menggambar karakter figure
yang lucu, peristiwa yang lucu, ataupun suatu perilaku yang mengundang selera
humor. Bentuk pengungkapannya dapat berupa gambar kartun, bersifat karikaturis,
ataupun komedi khayalan.
Terapan Gambar Ekspresif pada Rancangan
Selain untuk
mengungkapkan ekspresi sang penggambar, seperti halnya seorang pelukis atau
pematung kemahiran menggambar ekspresif juga dapat diterapkan untuk penggunaan
yang lebih luas, baik untuk mendukung karya desain grafis atau mengungkapkan
ide desain secara spontan.
Beberapa kegiatan
perancangan dibawah ini, banyak memanfaatkan kemampuan menggambar ekspresif
dalam penyajiannya.
1. Ilustrasi
Ilustrasi adalah
gambar ekspresif untuk memperjelas satu narasi atau cerita. Ilustrasi dapat
berupa gambar hitam putih ataupun gambar berwarna. Secara umum ilustrasi
merupakan penggambaran bebas atas satu obyek ataupun dapat berupa penggambaran
imajinasi perancang atau penggambarnya. Ilustrasi umumnya merupakan gambar yang
memperjelas, merangkum, menafsir, ataupun memperkaya teks tulisan.
Namun ilustrasi
dapat juga berupa gambar yang bercerita. Fungsi ilustrasi adalah gambar yang
dapat memperkuat isi cerita (gambar yang membantu pembaca untuk mengembangkan
imajinasinya). Ilustrasi juga dapat berupa wajah dari keseluruhan cerita,
seperti halnya ilustrasi kulit luar buku atau ilustrasi cerita pendek.
Namun demikian,
ada pula gambar ilustratif yang dikerjakan tanpa unsur ekspresi, seperti gambar
ilmiah, gambar bagan, gambar keterangan, dan sebagainya yang bobot informasi
keakuratannya tinggi.
Dalam membuat
ilustrasi, banyak penggambar yang mengkomposisikannya dengan foto, teks, huruf,
dan juga unsur rupa lainnya. Dengan demikian ilustrasi menjadi sangat kaya
dengan informasi dan makna. Terapan ilustrasi sangatlah luas, baik dalam buku
cerita, majalah, surat kabar, iklan, maupun sebagai catatan pribadi.
2. Sketsa Ide
Sketsa ide adalah
gambar cepat untuk merekam suatu obyek gagasan, peristiwa tertentu, atau
gagasan kreatif. Namun, sketsa dapat pula berupa gambar abstrak yang
dikembangkan dari imajinasi penggambar. Gambar sketsa bersifat gambar esensial
suatu obyek karena dibuat cepat sebelum momentumnya hilang.
Teknik menggambar
sketsa amatlah beragam, baik menggunakan pensil, pena, rapido, bolpoin, ataupun
spidol. Gambar sketsa kerap meninggalkan kaidah-kaidah gambar yang lazim,
seperti proporsi, komposisi, bayangan, atau pengarsiran gambar secara lengkap.
Namun, dalam menggambar sketsa yang baik, kaidah-kaidah menggambar tetap
dipertahankan.
3. Karikatur
Karikatur adalah
gambar yang mengungkapkan situasi sosial, tokoh politik, tokoh terkenal, dan
berbagai fenomena kebudayaan secara kritis, bahkan untuk hal-hal tertentu kerap
didramatisir atau dilebih-lebihkan cara pengungkapannya. Gambar karikatur,
kerap pula menyajikan tokoh karangan seperti Oom Pasikom, Mang Ohle,
dan lain-lain yang ditampilkan secara kritis untuk menyindir situasi sosial
yang berlangsung. Tokoh-tokoh karikaturis Indonesia, antara lain, G.M.Sudarta,
T. Sutanto, Priyanto, Priyono, Dwi Koen, dan lain-lain. Gambar karikatur dapat diletakkan pada
surat kabar, majalah, buku, atau bahkan dapat berdiri sendiri sebagai suatu
catatan sejarah yang unik pada masa periode karya itu dibuat. Karikatur dapat
dibuat secara ekspresif, namun dapat pula dibuat dalam bentuk gambar kartun.
4. Cergam (Cerita Bergambar)
Cergam adalah
akronim dari cerita bergambar, yaitu sejenis komik atau gambar yang diberi teks
cerita. Bentuk cergam atau komik ini amat bervariasi. Ada yang berbentuk gambar
ekspresif, ada yang berbentuk gambar ilustratif, dan ada pula yang berbentuk
gambar kartun.
Teknik Menggambar
cergam, seperti halnya melihat film, dibuat berdasar urutan cerita dengan
berbagai sudut pandang penggambaran yang menarik. Cergam masa kini amat
dipengaruhi oleh gaya penggambaran komikus-komikus Jepang yang lebih memilih
teknik penggambaran seperti halnya menggambar kartun atau komik strip. Berbeda
dengan tahun 1960-1980 an, cergam cenderung dibuat secara ekspresif dan
dramatis.
Beberapa tokoh
cergam klasik Indonesia antara lain Taguan Hardjo, R.A.Kosasih, Ardisoma,
Ganesh Th, Yan Mintaraga, Teguh Santosa, Hans Djaladara, Dwi Koendoro, San
Wilantara, dan banyak lagi.
5. Iklan
Iklan adalah salah
satu media komunikasi antara produsen dan masyarakat. Iklan juga dikenal
sebagai alat untuk memperkenalkan, mempromosikan, mengkomunikasikan,
mempengaruhi, dan sebagai sumber informasi suatu produk atau jasa tertentu
kepada masyarakat.
Fungsi sebuah
iklan adalah menginformasikan produk-produk baru yang ditawarkan oleh produsen.
Selain itu, juga berfungsi untuk memperluas jangkauan pemasaran sebuah produk,
jasa, atau informasi. Bahkan banyak pula iklan yang bertujuan untuk
mempengaruhi konsumen atau masyarakat.
Jenis iklan antara
lain adalah iklan informasi, yaitu iklan untuk menyampaikan pesan maupun
informasi profil perusahaan, lembaga, atau kegiatan tertentu.
6. Poster
Poster adalah
media iklan / informasi yang ditempelkan di dinding atau tempat tertentu.
Poster dapat dicetak dengan jumlah yang banyak seperti halnya poster film,
pertunjukan, ataupun poster promosi. Namun, poster juga dapat dibuat hanya satu
atau beberapa buah, sifatnya untuk pemberitahuan, pengumuman,ataupun informasi.
kerenn
BalasHapusmakasih buat ilmunya kak :)